KISAH NYATA CINTA SEJATI SEORANG SUAMI
Posted by Bustamam Ismail on June 19, 2008
Ini cerita Nyata, beliau adalah Bp. Suyatno,
Asset Management yg sangat terkenal di kalangan Pasar Modal dan
Investment,beliau juga sangat sukses dalam memajukan industri
Reksadana di Indonesia.
Apa yg diutarakan beliau adalah Sangat Benar sekali.
Silahkan baca dan dihayati.
* * * MAMPUKAH KITA MENCINTAI ISTERI KITA TANPA SYARAT * * *
Sebuah perenungan BUAT para suami baca ya….. istri & calon istri juga boleh..
Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja bahkan
sudah mendekati malam, Pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi. Dengan merawat
istrinya yang sakit, istrinya juga sudah tua. Mereka menikah sudah lebih 32 tahun.
Mereka dikarunia 4 orang anak disinilah awal cobaan menerpa, setelah istrinya
melahirkan anak ke empat tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan, itu
terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah
bahkan terasa tidak bertulang lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.
Setiap hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan
mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia letakkan
istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian.
Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum,
untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang
hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. sorenya dia pulang
memandikan
istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi
sambil menceritakan apa-apa saja yg dia alami seharian. Walaupun istrinya hanya
bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi,Pak Suyatno sudah cukup senang
bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur.
Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia merawat
istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka, sekarang anak-
anak
mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih kuliah.
Pada suatu hari, ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka sambil
menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah sudah tinggal dengan
keluarga masing-masing dan Pak Suyatno memutuskan ibu mereka dia yg merawat,
yang dia inginkan hanya satu, semua anaknya berhasil.
Dengan kalimat yg cukup hati-hati anak yg sulung berkata “Pak kami ingin sekali
merawat ibu semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidak ada sedikitpun
keluhan keluar dari bibir bapak……. ..bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu.”
dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata-katanya “sudah yg keempat
kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan
mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak dengan berkorban seperti
ini kami sudah tidak tega melihat bapak, kami janji kami akan merawat ibu sebaik-
baik secara bergantian”.
Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak-anak mereka.
“Anak-anakku ……… Jikalau perkawinan dan hidup didunia ini hanya untuk nafsu,
mungkin bapak akan menikah, tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku
itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian”, sejenak kerongkongannya
tersekat, “kalian yg selalu kurindukan hadir didunia ini dengan penuh cinta yg tidak
satupun dapat menghargai dengan apapun. coba kalian tanya ibumu apakah dia
menginginkan keadaanya seperti Ini? Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah
bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang, kalian
menginginkan bapak yg masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain,
bagaimana dengan ibumu yg masih sakit?”
Sejenak meledaklah tangis anak-anak Pak Suyatno merekapun melihat butiran-
butiran
kecil jatuh dipelupuk mata ibu Suyatno, dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat
dicintainya itu.
Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk
menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada Suyatno
kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah tidak bisa
apa-apa disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg hadir di studio
kebanyakan
kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru disitulah Pak Suyatno bercerita.
“Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi
tidak mau memberi (memberi waktu, tenaga, pikiran,perhatian) adalah kesia-siaan.
Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat
diapun dengan sabar merawat saya mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan
dengan mata, dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu-lucu, Sekarang dia sakit
karena
berkorban untuk cinta kita bersama dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya
dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. sehatpun belum tentu
saya mencari penggantinya apalagi dia sakit,,,”
Love your wife…..love your husband…..love your kids??with all of
your heart and soul.
No comments:
Post a Comment